Jumat, 26 Juni 2015

Manajer Proyek yang Baik

Manajer Proyek (Project Manager) atau biasa disingkat PM adalah posisi pertama yang harus diisi dalam memilih orang yang tepat untuk susunan anggota pada tim proyek. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertama menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak.

Manajer tingkat atas akan menugaskan PM untuk hal-hal penting yang berhubungan dengan menjalankan sebuah proyek. Maka, manajer tingkat atas akan mencari seseorang yang memiliki kriteria sebagai berikut :
  • Kemampuan berkomunikasi dengan baik.
  • Pengetahuan tentang manajemen proyek.
  • Kemampuan mengorganisasi.
  • Keahlian teknik. 
  • Kepemimpinan yang luas.
  • Kemampuan bernegosiasi dan diplomasi.

Kadang-kadang pekerjaan PM membutuhkan aksi yang tidak umum seperti berkata “Tidak” untuk perubahan permintaan yang menyimpang, mengumumkan kesalahan, atau mendisiplinkan orang-orang. PM harus mengetahui orang-orang yang terlibat sama seperti dalam politik, prosedur-prosedur pemakaian, dan proyek perusahaan.

Selain Project Manager, ada juga posisi lain yang cukup penting dalam tim proyek yaitu Project Leader atau disingkat PL. Pada tim proyek, PM berperan sebagai pelatih dari sebuah tim; sedangkan PL sebagai kapten. PM memimpin, memotivasi, mengajarkan dan menggunakan sedikit ancaman untuk mendapatkan tugas tersebut diselesaikan. PL bermain dalam tim dan memotivasi dengan memberi contoh. Kepemimpinan proyek (PM dan PL) harus selalu ada dan dapat melakukan pendekatan kepada anggota tim proyek.

Seorang PM harus melibatkan anggota tim proyek dalam setiap keputusan proyek yang penting agar mereka juga dapat mematuhinya. Sebagai contoh, anggota harus selalu memperhitungkan kembali setiap pekerjaan yang mereka kerjakan dan tercapailah kesepakatan jika seorang PM mempunyai perhitungan dan mereka tidak setuju.

Seorang PM bertugas untuk mengirim orang-orang yang berada dalam anggota tim proyek ke kursus-kursus agar mereka mendapat sesuatu yang dapat dipelajari dari orang-orang yang berpengalaman sesuai di bidangnya.


Sumber :
Modul Pengelolaan Proyek Sistem Informasi, Bab 19 - Susunan Staf.

COCOMO (Constructive Cost Model)

COCOMO (Constructive Cost Model) merupakan model algoritma estimasi biaya perangkat lunak yang dikembangkan oleh Barry Boehm pada tahun 1981. Model ini menggunakan dasar regresi formula, dengan parameter yang berasal dari data historis dan karakteristik proyek-proyek saat ini.

Pada tahun 1981, Barry Boehm mendesain COCOMO untuk memberikan estimasi jumlah Person-Months untuk mengembangkan suatu produksoftware. Referensi pada model ini dikenal dengan nama COCOMO 81. Pada tahun 1990, muncul suatu model estimasi baru yang disebut dengan COCOMO II. Secara umum referensi COCOMO sebelum 1995 merujuk pada original COCOMO model yaitu COCOMO 81, kemudian setelah itu merujuk pada COCOMO II.

Model estimasi COCOMO telah digunakan oleh ribuan project manager suatu proyek perangkat lunak, dan berdasarkan pengalaman dari ratusan proyek sebelumnya. Tidak seperti model estimasi biaya yang lain, COCOMO adalah model terbuka, sehingga semua detail dipublikasikan, termasuk :
  • Dasar persamaan perkiraan biaya.
  • Setiap asumsi yang dibuat dalam model.
  • Setiap definisi.
  • Biaya yang disertakan dalam perkiraan dinyatakan secara eksplisit
Perhitungan paling fundamental dalam COCOMO model adalah penggunaan Effort Equation (Persamaan Usaha) untuk mengestimasi jumlah dari Person-Months yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek. Sebagian besar dari hasil-hasil lain COCOMO, termasuk estimasi untuk Requirement danMaintenance berasal dari persamaan tersebut.

Jenis-jenis COCOMO :

1. Model COCOMO Dasar (COCOMO I 1981)

Menghitung usaha pengembangan PL (dan biaya) sebagai fungsi dari ukuran program yang diekspresikan dalam baris kode yang diestimasi. Menghitung dari estimasi jumlah FP dan LOC; FP = suatu unit pengukuran untuk keterhubungan dan keterkaitan antar prosedur, fungsi dan lingkungan SW.
 
2. Model COCOMO Intermediate (COCOMO II 1999)
 
Menghitung usaha pengembangan PL sebagai fungsi ukuran program dan serangkaian “pengendali biaya” yang menyangkut penilaian yang subyektif terhadap produk, perangkat keras personil, dan atribut proyek. Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), spt: hardware, personnel, dan atribut-atribut proyek.
 
3. Model COCOMO Advanced
 
Menghubungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian terhadap pengaruh pengendali biaya pada setiap langkah (analisis, perancangan, dll) dari proses rekayasa PL.Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate” di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, design, implementation, etc) dlm SW life cycles;


Sumber :
http://yanti91.blogspot.com/2013/04/cocomo-dan-jenis-jenisnya.html